Buah-buah kecewa mencuat dari hatiku
Pohon kepercayaan yang kita pupuk selama ini
Kini memisahkan diri
Tak sejalan
Wahai kawan lama, kau memang bukan pemilik hti
Tapi seperempat hatiku pedulikanmu
Karna engkaulah kumbang sahabatku
Telah banyak tetesan-tetesan air mata
Mengalir manis di kertas pipi kita masing-masing
Telah banyak senyuman merekah
Yang mengembang di bibir kita
Namun, waktu yang mengalir telah merubahmu
Kita tak segaris lurus
Jari jemariku, kapan pun siap menyambut dirimu
Keluar dari lembah ke Jahiliyahan
Lisan pun tak hentinya berpihak
Agar kita menjadi insan yang lebih baik
Kawan, Bukalah mata hatimu
Dan temukan sumber cahaya yang hakiki
Pohon kepercayaan yang kita pupuk selama ini
Kini memisahkan diri
Tak sejalan
Wahai kawan lama, kau memang bukan pemilik hti
Tapi seperempat hatiku pedulikanmu
Karna engkaulah kumbang sahabatku
Telah banyak tetesan-tetesan air mata
Mengalir manis di kertas pipi kita masing-masing
Telah banyak senyuman merekah
Yang mengembang di bibir kita
Namun, waktu yang mengalir telah merubahmu
Kita tak segaris lurus
Jari jemariku, kapan pun siap menyambut dirimu
Keluar dari lembah ke Jahiliyahan
Lisan pun tak hentinya berpihak
Agar kita menjadi insan yang lebih baik
Kawan, Bukalah mata hatimu
Dan temukan sumber cahaya yang hakiki
By: Listi K. W.
Posted by Rabu, Agustus 28, 2013 and have
2
komentar
, Published at
Puisinya Jooosss Kawan..., kembangkan bakatmu, sy tunggu puisi2 berikutnya... :)
BalasHapussekian lama tak posting puisi, Akhirnya muncul juga..... menakjubkan pula.....
BalasHapus