Terkapar diri ku dalam panggilan kerinduan yang merajam
Diselinuti kabut malam yang dingin dan menutupi jalanan
Namun jiwa tak lagui ada disini, tapi pikiran ku tak lagi
Berfikir tentang hujan tentang rembulan dan tentang matahari
Apa yng ku lalui meredup dan prihatin akan keadaan ku
Dimana tangan-tangan yang kuat tak sanggup meraih
Kekasih yng kini jauh dari pandangan, dari pendengaran
Dalam sebuah kebeningan sikma yang menderita kerena menahan rindunya
Yang berpenjarasang awan tampak begitu beriring-iringan
Menyapa kumpulan rerumputan sungai yang melambai
Memanggil nama alloh sang pencipta
Dan batu-batu tetap saja ridak bergeser
Walau ia ingin sekali meranjak
Manusia seraya buta dan tuli
Karena silauan oleh pesta dunia
Oh… sadar ku berdiri dengan tamah
Menguasau roh-roh yang ketakutan
Karena pedang-pedang tajam sedikit menyobek-nyobek kulit dagingnya
Tetapi kerinduan ini kini merentangkan sayapnya
Dalam hari dini yang belum bermentari
Kebingunan sang hewan-hewan malam mencari rumah
Persinggahannya
Entah mengapa tak ada yang menjenguk bila myata ia sakit
Dan entah mengapa tak ada yang meraih bilka nyata ia tenggelam
Dalam lumpur got yang pekat dan menjijikkan
Mungkin kesibukan teramat memabukkan
Hingga merka tak lagi berdiri dengan ketulusan hati
Sekujur raga dan jiwa terpesona terpaut keindahan wanitaku
Bidadari ku yang dulu tampak molek bersama liyutan roman muka
Para penyair yang menjaga si miskin dari ketindasan
Lihatlah burung-burung camar
Mendendang nyanyian pujian-pujian pada pagi yang telanjang
Membiarkan anak manusia menjadi liar
Kidung kerinduan ku menyatu bersama denyut nadi
Yang tak kunjung berhenti selama hidup ku
Selama nafas masih bisa menghela engkau menjelma menjadi bayang-bayang
Yang seakan mampu merasuki mimpi-mimpiku wakau aku menikmatinya
Selama dirimu jauh dari diriku.
KIDUNG KERINDUAN Puisi By Shobi Blak Magik Team
Posted by Kamis, Juli 28, 2011 and have
1 komentar
, Published at
Selama dirimu jauh dari diriku.
BalasHapus